Materialitas
adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang
dapat dilihat dari keadaan yang melingkupinya. Materialitas dapat
mengakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan orang-orang yang
berkepentingan yang meletakan kepercayaan terhadap informasi akuntansi.
Bila setelah membaca semua ulasan materi website dan anda belum cukup mengerti, berikut ada sebuah buku Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik (Edisi 4); Ditulis oleh: Sukrisno Agoes
materialitas
menyebabkan adanya penghilangan atau dihilangkan dari salah saji informasi
akuntansi. maka auditor perlu menilai materialitas pada tahap perencanaan
materialitas.
Hal ini biasanya berkaitan dengan audit sampel yang dilakukan auditor. salah dalam menentukan sampel audit juga akan mempengaruhi kualitas audit yang nantinya akan menyebabkan timbulnya resiko audit.
Hal ini biasanya berkaitan dengan audit sampel yang dilakukan auditor. salah dalam menentukan sampel audit juga akan mempengaruhi kualitas audit yang nantinya akan menyebabkan timbulnya resiko audit.
Perencanaan Materialitas
Auditor
melakukan pertimbangan awal untuk menentukan tingkat materialitas perencanaan.
Perencanaan materialitas pada perusahaan klien setiap auditor dapat berbeda
dengan tingkat materialitas pada saat pengambilan kesimpulan audit, juga pada
saat mengevaluasi temuan audit. Hal ini disebabkan karena keadaan yang
melingkupi berubah, informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama
berlangsungnya audit.
Pertimbangan
dalam perencanaan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan
kualitataif. Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan hubungan salah saji
dengan jumlah tertentu dalam laporan keuangan. Pertimbangan kualitatif
berkaitan dengan penyebab salah saji yang material dalam perencanaan material.
Pertimbangan
kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan oleh auditor dalam mempertimbangkan
rencana materialitas pada tahap pelaksanaan audit perusahaan klien.
Hubungan salah saji kuantitatif dengan jumlah tertentu dalam laporan keuangan
- Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan
- Jumlah aktiva dalam neraca
- Jumlah aktiva lancar dalam neraca, dan
- Jumlah ekuitas pemegang saham dalam neraca
Faktor kualitatif yang menyebabkan materialitas
- Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum
- Kemungkinan terjadinya kecurangan/Fraud dalam perusahaan
klien
- Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit
dari bank yang mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan
pada tingkat minimum
- Adanya gangguan dalam tren laba, sperti perubahan harga
dipasar, dan
- Sikap manajemen terhadap integritas laporan
keuangan perusahaan
Materi terkait materialitas selanjutnya yaitu resiko audit. Untuk mendeteksi resiko-resiko apa saja yang akan dihadapi auditor jika
mengaudit perusahaan klien. tidak semua klien yang meminta jasa audit di kantor
akuntan publik disetujui, karena adanya resiko audit dalam pekerjaan yang
kesemuanya tertuang dalam SPAP (Standar Praktik Akuntan Publik Profesional) dalam menjalankan audit diperusahaan klien.
RESIKO AUDIT
Sebelum
melakukan audit diperusahaan klien, maka auditor perlu melakukan tahap
perencanaan audit untuk menemukan resiko-resiko audit yang terdapat dalam
perusahaan klien, hal ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan auditor dalam
menilai materialitas instansi dalam resiko auditnya. Ada tiga macam resiko
audit sebelum auditor melaksanakan asudit di instansi.
Secara umum, resiko audit bisa dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
Resiko Bawaan atau Risiko Melekat (Inherent Risk)
Kemungkinan
adanya kekeliruan atau salah saji dalam segmen audit yang melampaui batas
toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektivitas pengendalian intern.
Resiko bawaan menunjukkan faktor-faktor kerentanan laporan keuangan terhadap
kekeliruan yang material dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
Bila auditor
berkesimpulan bahwa akan banyak kemungkinan terjadi kekeliruan tanpa
pengendalian intern, berarti risiko bawaannya tinggi. Faktor pengendalian
intern tidak diperhitungkan dalam menetapkan inherent risk (risiko bawaan)
karena dalam model risiko audit hal itu akan diperhitungkan tersendiri sebagai
risiko pengendalian.
Hubungan antara
risiko bawaan (inherent risk) dengan risiko penemuan (planned detection risk)
serta rencana pengumpulan bukti adalah bahwa inherent risk sifatnya berbanding
terbalik dengan planned detection risk rendah, maka planned detection risk
tinggi dan bukti yang harus dikumpulkan sedikit.
Contohnya
sebagai berikut :
- Akun kas, memiliki resiko bawaan atau resiko melekat dari pada aktiva tetap
- Dikarenakan kas tidak mempunyai bukti kepemilikan (sifat : inherent risk)
Risiko Pengendalian (Control Risk)
Penetapan
auditor memungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmentas audit
yang melampaui batas toleransi yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh
struktur pengendalian internal klien. Pengendalian manajemen perusahaan klien
buruk/kurang baik dalam pengendalian, sehingga tidak bisa dikendalikan auditor.
Risiko
pengendalian (control risk) mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
- Apakah struktur pengendalian internal perusahaan klien sudah efektif untuk mendeteksi atau mencegah kekeliruan dalam perusahaan.
- Auditor dapat membuat penetapan resiko pengendalian dibawah nilai maksimum (100%) dalam rencana audit.
Penemuan Resiko (Detection Risk)
Penemuan resiko
menunjukan bahwa bukti yang dikumpulkan auditor dalam perusahaan klien
menemukan kekeliruan yang melampaui jumlah yang dapat ditoleransi. Resiko bukti
fisik dapat dikendalikan oleh auditor. Karna biasanya disebabkan akuntan
perusahaan hanya mengamati bukti fisik, atau akuntan salah dalam memilih sample
bukti.
Ada dua hal
penting yang harus diperhatikan auditor dalam penemuan resiko :
- Penemuan risiko yang direncanakan hanya akan berubah jika auditor mengubah salah satu unsur lainnya dalam penemuan resiko.
- Penemuan resiko menentukan besarnya bukti yang akan dikumpulkan. Hubungan antara penemuan resiko dengan bukti berbanding terbalik. Jika nilai risiko penemuan yang direncanakan diperkecil, berarti jumlah bukti yang harus dikumpulkan auditor dalam audit perusahaan klien lebih banyak.
Tujuan auditor
dalam melakukan audit risk (Risiko Audit) untuk mempermudah auditor dalam
melaksanakan tugas audit laporan keuangan diperusahaan klien.
Baca juga: 2 Pertanyaan HRD yang paling sering muncul dalam wawancara kerja
Baca juga: 2 Pertanyaan HRD yang paling sering muncul dalam wawancara kerja
Bila setelah membaca semua ulasan materi website dan anda belum cukup mengerti, berikut ada sebuah buku Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik (Edisi 4); Ditulis oleh: Sukrisno Agoes
Harga Normal |
Demikian yang bisa kami sajikan untuk anda. nantikan ulasan
materi Audit lainnya dalam website ini. Jangan lupa Subcribe E-mail anda
dibawah halam website untuk terus mengikuti materi terbaru. tetap sabar menanti
ya..
Artikel pilihan Penulis:
Materialitas dan Resiko Audit
4/
5
Oleh
Admin